Begitu mendengar istilah Desa Online, yang terbayang pertama kali adalah seluruh sumberdaya yang ada di desa itu dioptimalkan untuk kebutuhan online. Warga desa bisa mengakses internet di beberapa titik di desa bahkan bisa semua wilayah bisa online. Untuk mendukung Konsep Desa Online ini, jelas sangat dibutuhkan pendukung yang kuat baik dari sisi Sumberdaya Manusianya (SDM) maupun dari sisi Infrastrukturnya.
Berikut Contoh Topologi jaringan sederhana untuk membangun Hotspot di sebuah Desa.
Keterangan:
A1: Balai Desa, Pusat Server Desa Online, B1, C1, D1 adalah Target dusun online.
Pada Contoh Topologi jaringan di tersebut, dicontohkan dalam sebuah desa ada 4 dusun. Balai desa menjadi pusat kendali pengaturan server dan pengaturan bandwidth internet-n ya. Di sini Server membagi resource internet ke 3 dusun yang lain menggunakan teknologi point to point, atau lebih dikenal dengan Teknologi Antenna Grid/Disc yang memanfaatkan frekuensi 2,4GHz.
Balai Desa sudah berlangganan dari ISP(internet service Provider) yang nantinya akan dibagikan ke seluruh Masyarakat desa di setiap dusun. Selain sebagai pembagian resource internet, Topologi ini bisa digunakan untuk file server, sehingga perangkat desa yang butuh data – data besar dari server mereka tinggal hanya butuh copy dan paste seperti biasanya. Dengan Topologi ini masyarakat akan bisa menikmati layanan internet di seluruh wilayah desa yang sudah terpasang hotspot di titik yang sudah ditentukan.
Untuk pembiayaannya Desa cuma dibebani biaya rutin setiap bulan untuk membayar provider ISP sehingga bisa berhemat untuk berlangganan internet dengan cakupan yang luas. Untuk penyiapan infrastruktur, tentunya akan dibebankan terhadap Anggaran Dana Desa (ADD) yang sudah dimusyawarahkan dengan pemangku kebijakan di desa.
Desa Online ini bisa dikembangkan manfaatnya ke berbagai kegiatan, antara lain:
- Pembentukan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang akan memberikan informasi sekitar potensi desa dan kegiatan – kegiatan di desanya.
- Pelayanan Publik berbasis IT, dimana setiap masyarakat dalam pengurusan administrasi desa cukup dengan memanfaatkan layanan online/web atau jaringan lokal (intranet).
- Bisa memulai Gerakan Desa Melek Informasi, Warga yang selama ini tahu informasi dari masyarakat, buku, sekarang bisa berkembang dengan pemanfaatan Browsing di internet.
- Pembentukan Pusat – pusat Kegiatan Masyarakat yang berbasis IT, Taman Baca masyarakat berbasis IT, Gapoktan(Gabungan Kelompok Tani) melek IT, Pemuda Mandiri dengan IT. dan lain – lain.
- Memiliki Website Desa (WebDes) yang dikelola oleh Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) atau kelompok masyarakat lainnya, yang nantinya akan mengangkat potensi lokal di dunia maya sehingga akan cenderung menaikkan kehidupan ekonomi masyarakat desa.
Itulah Konsep sederhana Topologi Desa Online dan semoga bisa segera diterapkan di beberapa desa