YASTI

Rabu, 12 April 2017

Ramadhan in Love

Ramadhan in Love

Judul Cerpen Ramadhan in Love
Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Islami, Cerpen Ramadhan, Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 29 March 2017

Sifa adalah seorang pelajar di sebuah SMA favorit di daerahnya, ia berhijab semenjak menduduki bangku MTs, ia adalah gadis desa yang ramah dan mudah bergaul dengan siapa saja. Pengetahuan tentang agama yang ia miliki sangatlah luas karena ayahnya juga seorang ustadz.
Bulan Ramadan telah datang, namun sepertinya ada yang berbeda di hati Sifa di tahun ini. Karena ditahun ini di Dukuhnya sedang kedatagan para santri dari Pondok Pesantren “Safari Ramadan”. Kegiatan ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh para santri untuk mengisi kegiatan selama bulan Ramadan. Santri yang ada di dukuhnya termasuk santri baru yang umurnya sepantaran dengan Sifa. Ditambah dengan beberapa alumni dan guru pendamping.
Para Masyarkat di Dukuh Sifa sangat ramah dengan kedatangan para santri. Mereka beruntung dan sangat bahagia dengan kedatangan para santri, karena anak-anak mereka bisa diajarkan mengaji oleh para santri.
Setiap selesai sholat tarawih mereka dari salah satu santri akan Berkultum. Setiap santri akan diberikan kesempatan, dan setiap harinya mereka bergantian untuk Berkultum. Dan dihari pertama kedatangan para santri, mereka mengadakan Ta’aruf (Salam Kenal) pada masyarakat. Yang terdiri dari 15 Santri, 5 Alumni, dan 2 Guru Pendamping. Dan dari salah satu santri itu ternyata ada yang Sifa kenal, ia adalah teman Sifa waktu ia duduk di bangku MTs yang bernama Irsyad.
Kebetulan Base Camp para santri itu bersebelahan dengan rumah Sifa, jadi para santri banyak melakukan komunikasi dengan orang tua dan tetangga sekitar rumah Sifa. Dan di hari ke-3 Ramadan Sifa disuruh Ayahnya untuk mengajak para santri untuk diantarkan ke Diniyah (TPA). Di sepanjang perjalanan menuji Diniyah Sifa bercerita mengenai para remaja yang ada di dukuhnya yang sebagian kecil dari mereka sudah terkena pergaulan bebas. Kebetulan tidak semua santri ikut ke Diniyah hanya 7 Santri dan 2 Alumni.
Ketika Sifa sedang bercerita, tiba-tiba sifa terdiam sejenak. Dia risih dengan salah satu dari alumni para santri yang dari tadi terus memandanginya. Alumni Santri itu bernama Yasid (Maulana Yasid Hasballah). Sering kali Sifa memandang ke arah lain namun alumni itu terus memandanginya. “Ya.. Allah.. Ya.. Allah”, batin Sifa hingga beberapa kali.
Dan ketika mereka sampai di Diniyah mereka telah disambut para santriwan/santriwati Diniyah di Dukuhnya. Mereka sangat senang dengan kedatangan para Santri dari Pondok Pesantren tersebut. Setelah mengantarkan sampai ke tujuan Sifa pun pamit dan hendak pulang, namun ketika ia ingin berpamitan salah satu dari alumi yang bernama Yasid itu pun juga ingin kembali ke Base Camp. Akhirnya Sifa pun pulang dengan pemuda alumni tersebut.
Di sepanjang perjalanan pulang Yasid banyak bertanya mengenai Sifa tentang sekolahnya, teman-temannya, bahkan Yasid menggoda Sifa ketika ia mengatakan “Dek Sifa udah punya pacar…?” Sifa tidak menjawab pertanyaannya dan mengalihkan topik pembicaraan. Dalam hati Sifa bergumam, ada yang aneh dengan pria ini, apalagi tatapan matanya ketika melihat dirinya.
Setelah beberapa hari di Dukuh Sifa sepertinya Yasid menyimpan perasaan terhadap Sifa, Yasid tahu selama berada di sana Irsyadlah yang paling dekat dengan Sifa. Karena itulah Yasid meminta tolong kepada Irsyad untuk PDKT dengan Sifa. Irsyad tidak bisa menolak permintaan dari seniornya, karena sebenarnya Irsyad juga menyimpan perasaan yang sama terhadap Sifa sejak mereka berteman di bangku Mtsnya.
Irsyad selalu mengajak bercerita kepada Sifa, ia juga bercerita tentang Yasid kepadanya. “Fa.. Kak Yasid titip salam tuh buat kamu”, “Waalaikumsalam”.”Kok Cuma gitu sih…!!”, “Terus…”, “Kamu kok nggak peka sih Fa… Itu tandanya Kak Yasid suka sama kamu..!”. Sifa pun kaget mendengar perkataan Sahabatnya itu, dan berusaha menutupinya “Terus..?”, “Huh.. males kalo ngomong sama orang yang nggak mengerti cinta”. Sifa memang seperti itu, dulu ia juga pernah ditembak sama kakak kelasnya namanya Arya tapi ia tolak, dengan alasan masih kecil dan ingin fokus sekolah dulu. Banyak lelaki yang menembaknya tapi semuanya ia tolak dengan alasan yang sama. Ia juga berkata “Dalam Islam kan tidak ada yang namanya pacaran, pacaran itu haram”. Itulah alasan yang selalu Sifa berikan.
Tapi, kali ini sepertinya berbeda sepertinya Irsyad berhasil membujuk Sifa, setelah beberapa hari Sifa dan Yasid pun mulai dekat. Tapi, dari semua itu membuat Irsyad merasa cemburu ketika Sifa dekat dengan Yasid seniornya. Selama beberapa hari Irsyad tidak lagi berbicara dengan Sifa. Sifa berusaha untuk mencari tahu kenapa Sahabatnya itu menjahui dirinya. Ketika selesai sholat tarawih tanpa sengaja Sifa berpapasan dengan Irsyad. “Sya… kamu kenapa sih…?”, tanpa mengubris Sifa, Irsyad terus berjalan tanpa menggubris perkataan Sifa. Hingga membuat Sifa jengkel kepadanya, “Sya…!”, teriak Sifa sambil menarik tangan Irsyad, yang kemudian membuat Irsyad berhenti dan menghela nafas.
“Sya… Kamu kenapa sih…?, kamu tuh nggak biasanya kayak gini, ngediemin aku.. kita ini sahabat.. kenapa kamu kaya ngehindar dari aku…?”, Sejenak Irsyad terdiam. “Sya… Kenap…”, ”Karena Aku Suka Sama Kamu…”, kata itu akhirnya terlontar dari mulut Irsyad, setelah sekian lama ia menyimpan rasa itu. Memang sejak awal pertemuan dengan Sifa di Mtsnya dulu Irsyad sudah memendam rasa kepada Sifa. “Apa..?”, “Ya.. aku suka sama kamu… udah lama sejak kita ketemu pertama di MTs dulu… tapi, aku tahan semua rasa itu. Karena kita Sahabat”, “Dan Sekarang Kak Yasid Suka sama kamu dan dia minta bantuan aku, aku nggak mungkin nolak permintaannya, karena dia senior aku.. Walaupun aku juga cinta banget sama kamu.” “Sya.. kita itu sahabat kenapa kamu nggak pernah ngomong ini sama aku?” “Karena aku pengen kamu bahagia sama orang lain..”.”Maksudnya?” “Aku sakit Fa..! aku nggak mau kalau nanti aku bakal ninggalin kamu selamanya..” “Kamu sakit apa…” ”Leukimia…” “Haaa… Sya…!!”, seketika itu air mata Sifa bercucuran dan Sifa pun memeluk Irsyad dengan eratnya.
Hingga akhirnya tiba 10 hari sudah Santri Safari Ramadhan telah usai di hari teerakhir. Sedih sangat mendalam dirasakan Yasid karena meninggalkan wanita yang dicintainya, dan entah kapan dapat betemu lagi dengan Sifa. Dan Irsyad mulai mengikhlaskan Sifa bila Sifa nanti mendapatkan pria yang dapat menjaganya dengan baik. Sebelum mereka pergi, Yasid menemui Sifa “Dek… tunggu kakak ya kakak Insya Allah akan kembali 4 tahun lagi, dan kakak akan meminamng kamu.” Sifa pun kaget mendengar perkataan Yasid dan tidak berkomentar apa-apa. “Kakak pamit dulu ya… Semoga kamu sukses”
Berat rasanya Sifa ditinggal pergi Yasid, yang sebenarnya Sifa itu memendam rasa yang sama dengan Yasid atau tidak… Hanya Sifalah yang tahu…?. Dan ia masih memikirkan Irsyad sahabatnya yang memiliki rasa padanya dan penyakit yang dideritanya. ”Fa.. aku pamit ya… semoga kamu sukses dan bisa berjodoh sama kak Yasid”, canda Irsyad “Apaan coba… ihhh” “Jangan gitu Fa.. nanti kalo jadi jodoh kamu gimana…?”. Dalam keadaan yang sakit pun Irsyad masih bisa bercanda menggoda Sahabatnya. Semua Santri Safari Ramadhan itu pun meninggalkan desa Sifa dengan penuh kenangan.
Hingga lebaran tiba… dan di hari ke-3 lebaran, Sifa mendapatkan sebuah telepon. Dan telepon itu ternyata dari Ayah Irsyad. Beliau mengatakan kalau Irsyad telah kembali kepada Allah, tentu saja hal itu membuat Sifa merasakan sedih yang mendalam. Sahabat yang ia sayangi kini telah pergi untuk selama-lamanya dan tidak akan pernah kembali. Dan di hari, minggu, bulan, dan tahun berikutnya Sifa tetap menjalani harinya tanpa kehadiran Sahabatnya Irsyad, Kini Irsyad hanyalah tinggal kenangan. Sampai akhirnya Sifa kembali bersekolah dan diwisuda S1… Tentu hal ini membuat Sifa senang karena sifa telah menjadi sarjana.
Dan Sifa pun kembali pulang ke desanya, setelah sampai di depan rumahnya Sifa mendapati ada Sebuah mobil dengan rasa penasaran Sifa pun segera bergegas masuk ke rumah. “Assalamu’alaikum” “Waalaikumussalam”, terdengar sahutan dari dalam rumah. “Nah itu Sifa sudah pulang.. Abi tinggal dulu ya…”, Sekarang hanya tinggal Sifa dan seorang tamu laki-laki itu. Lelaki itu memulai percakapannya “Dek Sifa masih ingat sama Kakak…?” “Mmmm…” “Masak nggak ingat sama kakak? 4 tahun lalu kakak ke sini… masih ingat sama Yasid (Maulana Yasid Hasballah)”, Sifa spontan kaget mendengar nama itu. “Kakak.. Kak Yasid..?” “Iya… dan kakak sudah menepati janji kakak buat kembali setelah 4 tahun, dan kakak bakal minang kamu.” “Kamu mau kan jadi Istri Kakak..” dengan malu-malu Sifa mengangguk. Dan setelah mereka menjalani masa Ta’aruf mereka melangsungkan pernikahan dengan sederhana. Dan mereka berharap kelak mereka menjadi Jodoh Dunia-Akhirat selamanya, melalui cinta suci keduanya.